Jumat, 01 Januari 2010

Wisata Bahasa Ke Kota Pare-Kediri Jawa Timur (2)

Bagi yang ingin kursus dengan biaya murah, meriah (tapi yang penting jangan mencret) dan terjangkau. Kayaknya kota Pare-lah alternatif untuk menjatuhkan pilihan. Selain harga murah yang terpenting juga adalah kesempatan wisata dan mengenal satu sama lain antara kawan-kawan satu bangsa se-Nusantara, bahkan ada juga dari luar negeri kadang-kadang semisal dari Timor Leste, Jepang, USA, dan dari Arab Saudi pun ada. Kawan-kawan orang Jawa sebenarnya cukup ramah cuman jangan sampai kelewat batas dalam bergaul. Makanya kamu harus selektif dalam beberapa hal diantaranya:

1. Memilih Teman
Di Pare berbagai suku bangsa berkumpul dari seluru penjuru nusantara Indonesia, dari Aceh sampe Papua bahkan dari luar negeri pun ada kayak Timor Leste sampe orang dari Timur Tengah kadang-kadang juga ada jadi kamu kudu milih teman yang baik-baik plus sholeh biar nggak ngajarin yang nggak-nggak pasal kamu uda jauh dari ortu. Untuk orang Sulawesi (karena kebetulan aku orang Sulawesi) ada paguyuban pelajar Sulawesi namanya ASSET (Association of Sulawesi Students).

2. Memilih Tempat Kursusan
Mencari tempat kursusan ibarat belanja barang so kita musti selektif dengan quality plus kompetitifnya. Jangan cuman buang-buang waktu, karena persoalannya kita mau efektifitas, efisien waktu. Dan hasil yang maksimal sehabis belajar disana. Kayaknya agak mirip belanja mata kuliah untuk milih tempat kursusan itu. Cuman di Pare program kursusan ada yang cuman 2 mingguan dan ada yang sebulanan.

a. Grammar (Basic, Translation, Writing)
Kalo pengen master dalam grammar kamu boleh milih SMART, ELFAST, BEC, KRESNA. Kelebihan SMART karena benar-benar disiplin dan student harus paham dengan materi kayaknya model pembelajarannya ala talaqqi atau kira-kira kayak ngajar anak SMP lah tapi hasilnya bagus apalagi hapalannya yang wah bikin ketagihan. Kursusan lainnya rata-rata pakai sistem ala perkuliahan terserah sama student ngerti atau nggak kalau sudah tidak nanya berarti semua dianggap ngerti. Karakteristik lembaga-lembaga ini adalah ahli dalam urusan grammar (basic), namun ELFAST lebih ahli (terahli) dalam advance grammar plus langsung menerapkannya dalam materi translation dan writing. Perbedaan lainnya, di ELFAST lebih bersifat kuliahan yakni terserah kedewasaan anda dalam belajar dan memilih kelas, anda bisa melahap habis semua materi dalam 3-4 bulan (termasuk TOEFL) dengan mengambil dua program sebulannya. Saran saya ambil Basic I dan II (bln I), Translate dan Writing (bln II), grammar school/bedah buku dan TOEFL (bln 3) dengan tidak mengambil kelas pre-grammar (sangat dasar) dan pre-TOEFL (kelas ini saya sarankan untuk di ikuti hanya jika anda tidak mengambil translation atau writing). Sedangkan di SMART, lebih saklek. Saklek yang pertama, pengambilan kelas harus terurut mulai dari awal dahulu, tidak bisa loncat atau ngambil dua sekaligus dan ada testing masuk, alhasil anda perlu minimal 4 bulan untuk 4 kelas dalam menamatkan studi disini. Saklek yang kedua, anda diharuskan menghafal materi termasuk certain word nya. Setiap hari anda harus setor hafalan kepada teacher anda. Namun demikian, saya kira tempat ini sangat bagus bagi anda yang perlu tekanan untuk belajar dan memiliki waktu luang. Saran saya, setelah anda beres belajar di SMART, lanjutkan di ELFAST mulai dari translation sampai TOEFL. Yg lainnya: MAHESA, LOGICO, EECC, dll…

b. Speaking
Klo mau ngomong banyak ikut kelas speaking di MARVELOUS. ACCES, , AWARENESS, MAHESA dan WEBSTER. Lembaga speaking yang termahsyur adalah DAFFODILS (ini ngacu ke accent British) kursusan lainnya sepertinya mengacu ke accent Amerika banget. Kalau yang aku ikutin kelas speaking di ACCES, yah lumayan keren-lah. Anda dilatih untuk berbicara di kelas sekemampuan anda. Alhasil anda terbiasa ng-english tanpa canggung ama yang namanya grammar… Grammar? Lupakan Grammar… gitu kira-kira…

c. Pronunciation and Expression
Untuk yang ini, MARVELLOUS sangat nge-top pokoknya… bersama Mr Tantowi, yang 5 tahun berpendidikan bahasa di Amrik jaminannya. Disini anda akan belajar cara ngomong mulai dari huruf, kata, sampe kalimat, weak n strong form dan banyak lagi sampe orang ga bakalan ngerti sama apa yang kamu ucapin…J disamping itu, expression asli made in Amrik nya banyak banget (bukan ekpresi Indonesia to English)… mulai ekspresi sopan dan santun sampe ekpresi ‘tiittt!!’… banyak tersedia disini.. Kalau bisa, sempatkan untuk ngekos disini biar dapat daily expressions yang melimpah. Yg lainnya ada ACCES, DAFFODILS, AWARENESS, dll…

d. TOEFL
Klo TOEFL ada ELFAST dengan jagoan grammar, Mr Andre sama Mr Son. Kalau merasa belum mantap langsung ambil TOEFL ada kelas PRE-TOEFL di ELFAST. Yg lainnya: MAHESA, KRESNA, SMART (tapi sulit bangat tuk bisa lolos) dll…

3. Mengatur Jadwal Kursus
Sebagian ada yang sarankan untuk tidak ambil 3 kursusan sekaligus selama sehari cuman menurut hemat saya itu tergantung dari intelegensi or daya tangkap kita. Kalau memang daya hapal dan understanding materi kita baik kenapa tidak! Lagian boleh jadi kita buang-buang waktu klo terlalu nyantai.

4. Menentukan Skala Prioritas
Kalo mau mumpuni dalam suatu bahasa biasanya orang mulai dari speaking dulu kemudian grammar

5. Menentukan Target Pencapain Setelah Kembali Dari Pare
Mau belajar english buat kerja atau belajar klo belajar musti TOEFL tapi kalau kerja speaking kayaknya yang paling pokok. Terus berapa target skor TOEFL yang kelak anda peroleh setelah selesai kurussan? 550 atau 600? Wow nampaknya angka yang cukup fantastis untuk dapat meraih peluang apply beasiswa ke luar negeri. For your information, di Pare, kualitas pengajaran TOEFL-nya tidak disangsikan lagi. Why? Karena disana benar-benar fokus dalam penyelesaian secara analisis grammar buat scructure. Listening dan reading pun selalu konsen untuk menjawab soal dengan baik. Pokoknya para teacher selalu menghindari menjawab soal dengan spekulasi.

6. Hati-hati penipu
Ada juga yang berkedok Bule lalu kasih privat tapi habis bayar langsung kabur, makanya hati-hati saja.
7. Jangan Lupa Untuk Tetap Istiqomah
Anda dapat meng up-grade wawasan keislaman anda dengan mendatangi kajian Islam di masjid Muhammadiyah dekat ELFAST atau di ITC (Islamic Training Center) di Jalan Brawijaya dekat dari kursusan BEC..
(Bersambung)

Wisata Bahasa ke Pare-Kediri Jawa Timur

Sekilas Tentang Pare

Sebelum kita menginjakkan kaki ke kota Pare-Kediri ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu tentang Pare-Kediri.

Pare, adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur. Terletak 25 km sebelah timur laut Kota Kediri, atau 120 km barat daya Kota Surabaya. Pare berada pada jalur Kediri-Malang dan jalur Jombang-Kediri serta Jombang - Blitar. Sudah lama ada wacana Pare dikembangkan menjadi ibu kota Kabupaten Kediri, yang secara berangsur-angsur dipindahkan dari Kota Kediri. Namun niat ini tidak pernah serius dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten atau para Bupati yang menjabat.

Kota Pare yang berada pada ketinggian 125 meter di atas permukaan laut ini mempunyai udara yang tidak terlalu panas. Berbagai jenis jajanan dan makanan enak dan higinis dengan harga "kampung" dapat dijumpai dengan mudah di kota kecil ini. Berbagai infrastruktur dan fasilitas kehidupan kota juga dengan mudah dapat dijumpai: hotel, rumah sakit (yang besar HVA dan RSUD rumah bersalin yang lengkap pun juga ada), ATM bersama, warnet 24 jam ber-AC, dsb.

Pare memiliki tanah yang subur bekas letusan gunung Kelud dan tidak pernah mengalami kekeringan. Produk agraria andalan dari Pare adalah bawang merah, biji mente dan blinjo. Sedangkan oleh-oleh khas dari Pare antara lain adalah tahu kuning dan gethuk pisang. Di Pare sudah lama bermunculan industri menengah bertaraf internasional, seperti industri plywood dan pengembangan bibit-bibit pertanian. Tempat-tempat rekreasi pun telah ada semenjak tahun 1970-an meskipun sederhana, seperti Pemandian "Canda-Bhirawa" Corah dan alun-alun "Ringin Budo".

Pare terutama Desa Tulungrejo juga dikenal mempunyai potensi pengembangan kursus Bahasa Inggris. Saat ini lebih banyak bermunculan berbagai jenis bimbingan belajar terutama kursus-kursus Bahasa Inggris. Lebih dari 20 buah lembaga bimbingan belajar menawarkan kursus Bahasa Inggris dengan program program D2, D1 atau short course untuk mengisi waktu liburan. Dalam hal ini, kota Pare sebagai pusat belajar Bahasa Inggris yang murah, efisien dan efektif sudah terkenal hingga keluar Pulau Jawa. Sebagai efek ikutannya, di daerah Tulungrejo sekarang muncul berbagai jenis tempat penginapan dan kost yang menampung para pelajar dan maupun pekerja. Tarif kos per orang bervariasi dari 50 ribu hingga 200 rb per bulan.

Kecamatan Pare menjadi terkenal di seluruh dunia karena di sinilah antropolog kaliber dunia, Clifford Geertz - yang saat itu masih menjadi mahasiswa doktoral - melakukan penelitian lapangannya yang kemudian ditulisnya sebagai sebuah buku yang berjudul The Religion of Java. Dalam buku tersebut Geertz menyamarkan Pare dengan nama "Mojokuto".
Pare termasuk kota lama. Ini terbukti dari keberadaan dua candi tidak jauh dari pusat kota, yakni Candi Surowono dan Candi Tegowangi, serta keberadaan patung "Budo" yang berada tepat di pusat kota. Ketiga peninggalan ini membuktikan bahwa Pare telah lahir ratusan tahun lalu. Hanya sampai sekarang belum diketahui dengan pasti kapan kota Pare berdiri dan siapa pendirinya.

Pare merupakan KOTA adipura. Sekolah-sekolah faforit banyak berdiri di kota pare ini dari TK-SMA negeri. Seperti TK negeri SDN pare 5 DLL madrasah ibtida'iyah. juga MtsN Model Pare dan SMP N 2 yang paling terkenal, di tangkat SMA ada SMA N 1 dan 2 merupakan SMA kelas Internasional dan juga ada MAN Krecek. (Sumber: wikipedia)

Catatan Perjalanan Wisata (Rihlah)-Ku


1. Berangkat Dari Enrekang Tanah Kelahiran
2. Kota Makassar Tempat Univesitas Hasanuddin
3. Sabah-Malaysia Negeri Pak Cik-Ku
4. Wisata Bahasa ke Pare-Kediri Jawa Timur
5. Kota Yogyakarta Nan Elok dan Ramah
6. Melawat ke Kota Gorontalo
7. Kusangka Kota Pare-Pare Bakal Tempat Tinggal Ku
8. Rihlah Menuntut Ilmu ke Kerajaan Saudi Arabia
9. Singapura
10. Kuala Lumpur
11. Kembali ke Sabah

Studi Kritis Sejarah Dan Perayaan Tahun Baru “Masehi”

Tahun baru adalah suatu perayaan di mana suatu budaya merayakan berakhirnya masa satu tahun dan menandai dimulainya hitungan tahun selanjutnya. Budaya yang mempunyai kalender tahunan semuanya mempunyai perayaan tahun baru. Hari tahun baru yang banyak dipakai di Indonesia jatuh pada tanggal 1 Januari karena Indonesia mengadopsi kalender Gregorian, seperti mayoritas negara-negara di dunia. Tahun baru masehi awalnya merupakan suatu ritual Bangsa Roma, dan bahkan dianggap sebagai penebus dosa. Sehingga ada baiknya kita mengkaji secara singkat sejarah penanggalan masehi.

Sejarah Penanggalan Masehi

Kalender Gregorian adalah kalender yang sekarang paling banyak dipakai di Dunia Barat. Ini merupakan modifikasi Kalender Julian. Yang pertama kali mengusulkannya ialah doktor Aloysius Lilius, dari Napoli, Italia dan disetujui oleh Paus Gregorius XIII pada tanggal 24 Februari 1582. Penanggalan tahun kalender ini, berdasarkan tahun Masehi. Kalender ini diciptakan karena Kalender Julian dinilai kurang akurat, sebab permulaan musim semi (21 Maret) semakin maju sehingga, perayaan Paskah yang sudah disepakati sejak Konsili Nicea I pada tahun 325 tidak tepat lagi. Setelah Kalender Gregorian dicanangkan, tidak semua negara mau memakainya. Baru beberapa abad setelah ini, hampir semua negara barat mau mengimplementasikannya. Rusia misalnya baru mengimplementasikannya pada tahun 1918. Dengan demikian Revolusi Komunis Rusia yang sekarang diperingati setiap tanggal 7 November, disebut sebagai Revolusi Oktober. Gereja Ortodoks sampai saat ini masih memakai Kalender Julian.

Kalender Julian diperkenalkan oleh Julius Caesar pada tahun 45 sebelum Masehi. Kalender ini merupakan tahun syamsiah (matahari) dengan jumlah hari tetap setiap bulannya, dan disisipi satu hari tiap 4 tahun untuk penyesuaian panjang tahun tropis. Kalender ini digunakan secara resmi di seluruh Eropa, sampai kemudian diterapkannya reformasi dengan penggunaan Kalender Gregorian pada tahun 1582 oleh Paus Gregorius XIII. Britania Raya baru mengimplementasikan pada tahun 1752, Rusia baru pada tahun 1918 dan Yunani baru pada tahun 1923. Gereja Ortodoks sampai sekarang tetap menggunakan Kalender Julian sehingga perayaan Natal dan Tahun Baru berbeda. Era sebelum tahun 45 SM, dinamakan era bingung, karena Julius Caesar menyisipkan 90 hari ke dalam kalender tradisional Romawi, untuk lebih mendekati ketepatan pergantian musim. Penyisipan ini sedemikian cerobohnya sehingga bulan-bulan dalam kalender itu tidak lagi tepat. Akhirnya dengan saran Sosigenes, seorang astronom dari Iskandariyah, Caesar menetapkan kalendernya menjadi 12 bulan, masing-masing dengan jumlah hari tertentu seperti sekarang, dengan penetapan tahun kabisat setiap 4 tahun, dengan keyakinan bahwa panjang 1 tahun surya adalah 365,25 hari saat itu. Dengan cara ini setiap 128 tahun, kalender ini kebanyakan satu hari. Sejak meninggalnya Caesar, penerapan tahun kabisat salah terap. Kabisat diberlakukan tiap menginjak tahun ke-4, jadi 3 tahun sekali. Keadaan ini konon dibetulkan kemudian oleh Kaisar Agustus, dengan meniadakan semua hari kabisat dari tahun 8 SM sampai tahun 4 Masehi. Setelah itu kalender Julian berfungsi dengan jauh lebih baik.

Kontroversi Kelahiran Yesus dan Penanggalan Masehi

Kata Masehi (disingkat M) dan Sebelum Masehi (disingkat SM) biasanya merujuk kepada tarikh tahun menurut Kalender Gregorian. Kata ini berasal dari Bahasa Arab. Awal tahun Masehi merujuk kepada tahun yang dianggap sebagai tahun kelahiran Nabi Isa Al-Masih karena itu kalender ini dinamakan Masihiyah atau Yesus dari Nazaret. Kebalikannya, istilah Sebelum Masehi (SM) merujuk pada masa sebelum tahun tersebut. Sebagian besar orang Islam biasanya mempergunakan singkatan M dan SM ini tanpa menyadari bahwa istilah tersebut sesungguhnya berasal dari konotasi Kristen. Sistem penanggalan yang merujuk pada awal tahun Masehi ini mulai diadopsi di Eropa Barat selama abad ke-8. Meskipun tahun 1 dianggap sebagai tahun kelahiran Yesus, namun bukti-bukti historis terlalu sedikit untuk mendukung hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Doggett (1992). Para ahli menanggali kelahiran Yesus secara bermacam-macam, dari 18 SM hingga 7 SM. Sejarawan tidak mengenal tahun 0 ─ 1 M adalah tahun pertama sistem Masehi dan tepat setahun sebelumnya adalah tahun 1 SM. Dalam perhitungan sains, khususnya dalam penanggalan tahun astronomis, hal ini menimbulkan masalah karena tahun Sebelum Masehi dihitung dengan menggunakan angka 0, maka dari itu terdapat selisih 1 tahun di antara kedua sistem.
Penanggalan Masehi Di Arab Saudi
Kerajaan Arab Saudi termasuk Negara yang tidak menjadikan penanggalan masehi sebagai standar kalander utama melainkan mereka menggunakan system penanggalan hijriah. Adapun penanggalan masehi sekedar membantu kalender hijriah.
Penanggalan Masehi di Indonesia dan Negara Serumpun
Di Indonesia dan Negara serumpun pada zaman dahulu dikenal adanya penanggalan mengikut daerah masing-masing seperti penanggalan Jawa dan penanggalan orang Bugis ketika Islam masuk ke wilayah Nusantara taqwim hijriah lebih mendominasi masyarakat kepualauan Nusantara. Namun ketika Negara-Negara barat masuk ke wilayah Asia Tenggara mereka memperkenalkan penanggalan Masehi.

Pandangan Islam Terhadap Perayaan Tahun Baru Masehi

Berdasarkan uraian sejarah diatas ternyata Tahun Masehi tidak ada hubungannya dengan Islam bahkan dia adalah bagian dari ajaran agama Kristen dan bahkan merupakan bid’ah baru dalam agama Kristen yang diadopsi dari budaya bangsa Romawi Kuno, untuk mempertahankan pengikut kristen dari orang Romawi. Terlebih lagi Perayaan Tahun baru tidak termasuk salah satu hari raya Islam sebagaimana ‘Iedul Fitri, ‘Iedul Adha ataupun hari Jum’at. Bahkan hari tersebut tergolong rangkaian kegiatan hari raya orang-orang kafir yang tidak boleh diperingati oleh seorang muslim.

Suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam untuk meminta fatwa karena ia telah bernadzar memotong hewan di Buwanah (nama sebuah tempat), maka Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam menanyakan kepadanya: “Apakah disana ada berhala sesembahan orang Jahiliyah?” Dia menjawab, “Tidak”. Beliau bertanya, “Apakah di sana tempat dirayakannya hari raya mereka?” Dia menjawab, “Tidak”. Maka Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Tunaikan nadzarmu, karena sesungguhnya tidak boleh melaksanakan nadzar dalam maksiat terhadap Allah dan dalam hal yang tidak dimiliki oleh anak Adam”. (Hadits Riwayat Abu Daud dengan sanad yang sesuai dengan syarat Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan terlarangnya menyembelih untuk Allah di tempat yang bertepatan dengan tempat yang digunakan untuk menyembelih kepada selain Allah, atau di tempat orang-orang kafir merayakan pesta atau hari raya. Sebab itu berarti mengikuti mereka dan menolong mereka di dalam mengagungkan syi’ar-syi’ar kekufuran. Perbuatan ini juga menyerupai perbuatan mereka dan menjadi sarana yang mengantarkan kepada syirik. Apalagi ikut merayakan hari raya mereka, maka di dalamnya terdapat wala’ (loyalitas) dan dukungan dalam menghidupkan syi’ar-syi’ar kekufuran. Akibat paling berbahaya yang timbul karena berwala’ terhadap orang kafir adalah tumbuhnya rasa cinta dan ikatan batin kepada orang-orang kafir sehingga dapat menghapuskan keimanan.

Seorang muslim yang ikut-ikutan merayakan tahun baru akan tertimpa banyak keburukan, diantaranya:
1. Merupakan salah satu bentuk tasyabbuh (menyerupai) dengan orang-orang kafir yang telah dilarang oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam.
2. Melakukan amal ketaatan seperti dzikir, membaca Al Qur’an, dan sebagainya yang dikhususkan menyambut malam tahun baru adalah pebuatan bid’ah yang menyesatkan.
3. Ikhtilath (campur baur) antara pria dan wanita seperti yang kita lihat pada hampir seluruh perayaan malam tahun baru bahkan sampai terjerumus pada perbuatan zina, Na’udzubillahi min dzaalika…
4. Pemborosan harta kaum muslimin, karena uang yang mereka keluarkan untuk merayakannya (membeli makanan, bagi-bagi kado, meniup terompet dan lain sebagainya) adalah sia-sia di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Serta masih banyak keburukan lainnya baik berupa kemaksiatan bahkan kesyirikan kepada Allah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullâh menulis sebuah kitâb khusus dan lengkap tentang larangan menyerupai kaum kuffâr, terutama yang berkaitan dengan hari-hari raya dan ritual ibadah mereka yang berjudul Iqtidhâ` ash-Shirâthal Mustaqîm li Mukhâlafati Ashhâbil Jahîm. Beliau menyebutkan dan memaparkan dalîl-dalîlnya dari al-Qur`ân lebih dari 30 ayat dan lebih dari 100 hadîts berserta wajhu dilâlah (sisi pendalilannya), termasuk juga ijma’ ulama, âtsâr dan i’tibâr-nya.

Syaikh Ibnu Baz dalam fatwa beliau mengatakan perayaan tahun baru adalah bid’ah sebagaimana dijelaskan oleh para ulama dan masuk ke dalam sabda Nabi Shallallahu ’alaihi wa Sallam : ”Barangsiapa mengada-adakan sesuatu di dalam urusan (agama) ini yang tidak ada tuntunannya maka tertolak.” Muttafaq ’alaihi (disepakati keshahihannya) dari hadîts ’Â`isyah radhiyallâhu ’anhâ. Nabi Shallallahu ’alaihi wa Sallam juga bersabda : ”Barangsiapa yang mengamalkan suatu perbuatan yang tidak ada perintahnya dari kami maka tertolak.” Dikeluarkan oleh Imâm Muslim di dalam Shahîh-nya. Nabi ’alaihi ash-Sholâtu was Salâm juga bersabda di tengah khuthbah jum’at : ”Amma Ba’du, Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitâbullâh dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu ’alaihi wa Sallâm. Seburuk-buruk suatu perkara adalah perkara yang diada-adakah dan setiap bid’ah itu sesat.” Dikeluarkan oleh Muslim di dalam Shahîh-nya. An-Nasâ`î menambahkan di dalam riwayatnya dengan sanad yang shahîh : ”Dan setiap kesesatan itu tempatnya di neraka.”
Maka wajib bagi seluruh muslim baik pria maupun wanita untuk berhati-hati dari segala bentuk bid’ah. Islâm dengan segala puji bagi Allah telah mencukupi segala hal dan telah sempurna. Allah Ta’âlâ berfirman : ”Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian dan aku sempurnakan nikmat-Ku serta Aku ridhai Islâm sebagai agama kalian.” (QS al-Mâ`idah :3)

Allah telah menyempurnakan bagi kita agama ini segala yang disyariatkan baik berupa perintah maupun segala yang larangan dilarangnya. Manusia tidak butuh sedikitpun kepada bid’ah yang diada-adakan oleh seorangpun, baik itu bid’ah perayaan maupun selainnya. Segala bentuk perayaan, baik itu perayaan kelahiran Nabi Shallallahu ’alahi wa Sallam, atau peringatan kelahiran Abu Bakr ash-Shiddiq, ’Umar, ’Utsmân, ’Alî, Hasan, Husain atau Fâthimah, ataupun Badawî, Syaikh ’Abdul Qadîr Jailânî, atau Fulân dan Fulânah, semuanya ini tidak ada asalnya, mungkar dan dilarang. Semua perayaan ini masuk ke dalam sabda Nabi, ”setiap bid’ah itu sesat”.

Untuk itu tidak boleh bagi kaum muslimin untuk merayakan bid’ah ini walaupun manusia mengamalkannya, karena perbuatan manusia itu bukanlah dasar syariat bagi kaum muslimin dan tidak pula qudwah (teladan) kecuali apabila selaras dengan syariat. Semua perbuatan dan keyakinan manusia harus ditimbang dengan timbang syar’î yaitu Kitâbullâh dan Sunnah Rasūlullâh Shallallahu ’alaihi wa Sallam. Apabila selaras dengan keduanya maka diterima dan apabila menyelisihi ditolak, sebagaimana firman Allah Ta’âlâ : ”Apabila kalian berbeda pendapat tentang sesuatu hal maka kembalikanlah kepada Allah (Kitabullah) dan Rasūl (hadîts) apabila kalian beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian ini adalah lebih baik akibatnya.” Abuya